Sabtu, 08 Juni 2013

Walau Lumpuh, Guru Een Sukaesih Tetap Semangat Mengajar

MAN JADDA WA JADDA

Meski dengan kondisi terbaring lumpuh karena penyakit radang sendi atau Rematoid Artritis, ibu guru Een Sukaesih asal Sumedang tetap mengajar di rumahnya tanpa pamrih. Aktivitasnya banyak memberi inspirasi kepada banyak orang khususnya para guru tentang hidup, dan makna guru sejati.

Dengan keistimewaannya itu Een diberi kesempatan menyampaikan kuliah umum di depan para mahasiswa, dosen, dan di antaranya para guru besar di Aula Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Jumat (7/6). 

Dalam kesempatan itu sebuah TV Swasta menganugerahi Een  tiga kategori penghargaan yaitu kategori Pendidikan, Pengabdian kepada masyarakat dan kemanusiaan.Een Sukaesih, peraih special award dalam Liputan 6 Award 2013 asal Sumedang, menjadi sosok inspiratif, khususnya di dunia pendidikan. Sejalan dengan kepribadian sosok spiritualnya, ternyata Een memiliki keinginan menunaikan ibadah haji sejak di bangku sekolah dasar (SD).

"Cita-cita sejak awal ketika belajar agama. Sejak SD saya ingin menjalankan haji. Niat saya kalau saya kerja saya akan kumpulkan uang supaya naik haji. Tapi ternyata perjalanan hidup berkata lain. Semoga Allah kasih jalan kebaikan di kemudian hari, meskipun tak ada haji, minimal umroh," ujar Een saat ditemui Liputan6.com di kediamannya, Dusun Batukarut RT 1 RW 6, Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa 4 Juni 2013.

Perempuan yang hampir 28 tahun menderita lumpuh akibat penyakit radang sendi atau Rheumatoid Arthritis ini memiliki semangat luar biasa untuk menuju ke tanah suci. Lebih dari 12 tahun Een mencari informasi seputar ibadah haji, dengan cara yang unik, ia merekam dengan kaset pita melalui radio.

"Sejak 2001 jauh dari sebelumnya dengar radio karena nggak pernah punya perekamnya. Setelah ada perekam, saya beli kaset kosong, biasanya pas bulan Dzulhijjah sampai Muharram sama anak-anak saya ajari juga. Saya senang mendengarkan informasi haji karena banyak pengalaman dari orang lain penting, tambah wawasan," paparnya bersemangat.

Belajar Jujur dan Disiplin

Di balik sosok yang tegar dan konsisten, Een memiliki motivasi kuat untuk menjadi sosok yang jujur dan disiplin menjalani hidup. Semua berawal sejak tinggal bersama dan diasuh sang nenek dan kakeknya. Banyak pelajaran hidup yang diajarkan dari sang kakek.

"Betapa berartinya pendidikan yang beliau berikan kepada saya. Karena kakek itu purnawirawan yang selalu menerapkan nilai-nilai kehidupan. Saya belajar disiplin, jujur, cinta tanah air, karena beliau suka ceritakan perjuangan melawan penjajahan," tuturnya.

Selama tinggal bersama kakek, Een juga mengaku selalu diajarkan hidup agar tidak berorientasi materi, dan berjuang mencapai cita-citanya tanpa pamrih. "Beliau berjuang untuk menafkahi keluarga. Dia pembela di pengadilan tapi juga tak mengharap imbalan," ungkap een

Hikmah Perjuangannya Presiden Soesilo Bambang Yudoyono dan Ibu Negara Ani Yudoyono pun berkenanan menerimanya di Istana Negara dan Mengabulkan Niat beliau untuk menunaikan Ibadah Haji dengan biaya dari Negara. Presiden bahkan menginstruksikan Menteri Pendidikan untuk mempertimbangkan beasiswa bagi murid-muridnya..Dalam kesempatan itu Presiden dan Ibu Negara sempat menangis sedih mendengar kisah hidiup beliau dan penuturan murid-murid beliau. Presiden mengajak  Ibu Een mengelilingi Istana Negara bersama Presiden dengan Tempat Tidur beroda.