BERTEMU denga gadis ini, hati ini rasanya teduh. Bicaranya lembut. Di
lokasi syuting dia mau menyapa siapa pun. Tidak heran karakter Husna
yang diperankan di film dan sinetron Ketika Cinta Bertasbih (KCB) begitu mirip dengannya.“Cuma ada bedanya antara di film dengan sinetron. Husna kali ini
lebih bijaksana, dewasa, tegas, tenang, sabar dalam menghadapi masalah
apa pun, dan sering mengevaluasi diri,” urai Meyda Safira kalem.
"Alhamdulillah saya lebih nyaman di sinetron. Tapi banyak
tantangannya juga. Mulai karakternya yang berkembang, dialog lebih
banyak," lanjutnya.
Dalam perkembangan cerita, Husna memutus pertunangan dengan Furqon. Juga Ustad Ilyas. Dia mengalami dilema."Nah di situlah konflik Husna. Dia bimbang menentukan sikap. Selain
itu dia juga ikut menyelesaikan masalah Azzam dengan Ana. Seperti
penasehat pribadi," jelas Meyda enggan memberi bocoran nasib Husna
selanjutnya.
"Yang pasti hikmahnya dalam hidup itu ada skala prioritas. Jangan
malah menghindari masalah. Mintalah petunjuk pada Allah. Setelah itu
tawakal dan juga ikhtiar. Itulah yang dihadapi Husna."
Beda dengan pemain lain yang pulang ke rumah baik di Jakarta maupun
Depok, selama syuting, Meyda tinggal di Pesantren Al Hikmah, Ciawi, Jawa
Barat.“Kebetulan sedang libur kuliah, jadi aku nginap di sini. Tapi kalau
enggak libur, harus bolak-balik Bandung. Sama orangtua enggak boleh kos,
karena saya perempuan dan enggak ada saudara di sini. Mau pindah ke
Jakarta juga sayang. Kuliah tinggal setahun lagi," ungkap mahasiswi
Jurusan Teknik Lingkungan ITENAS ini sambil menunjukkan kamar asramanya.
Tidur sendiri dan jauh dari orangtua mungkin tak pernah terbayangkan
sebelumnya oleh Meyda. Di saat rindu rumah, ia hanya bisa menahan.
"Iya sih kesepian. Lainnya kan pada pulang ke Jakarta. Sedangkan saya
sendiri di kamar. Jauh dari orangtua juga. Tapi saya ke sini kan bawa
tugas-tugas kuliah. Jadi ada yang bisa dikerjain," terang Meyda.
Untuk mencapai kesuksesan, kata Meyda, butuh pengorbanan yang tidak kecil.
"Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Nah itu yang sedang saya
jalani. Mudah-mudahan pengorbanan ini terbayar dengan penonton yang suka
sinetronnya," harap Meyda yang mengaku masih banyak kekurangan dalam
berakting.
"Saya pengin kayak ibu Niniek L Karim. Dia dosen, juga main film," Meyda mengagumi sosok ibunya di KCB itu.
Nah, Lebaran ini, Meyda dipastikan mudik ke Bandung. Ini tahun ketiga
Meyda berlebaran mengenakan jilbab. Dengan berjilbab, Meyda tidak takut
ketinggalan fesyen.
“Sebenarnya keinginan pakai jilbab sudah lama. Biasalah namanya
remaja, ada saja halangan. Baru Februari 2008 lalu hidayah itu datang.
Allah berfirman, kalau kita bertakwa, Allah akan membukakan pintu
rezeki. Itu juga yang saya alami,” ungkap Meyda.“Insya Allah saya sudah mantap,” kata dia.Oh ya, kalau dapat rezeki Meyda akan memberangkatkan haji orangtuanya. Waktunya kapan, Meyda belum dapat memastikan.“Naik haji kan panggilan Allah. Kalau rezeki tiba-tiba ada dan kesempatan ada, insya Allah berangkat,” ujar Meyda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar